15 Januari 2009

Indonesia dan Penjajahan

Sudah lebih dari 60 tahun sejak Bung Karno mendeklarasikan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah melalui perlawanan atas penjajahan fisik selama kurang lebih tiga setengah abad. Kita telah merdeka secara fisik. Namun, ternyata mental-mental keterjajahan itu masih bersemayam dalam jiwa sebagian besar masyarakat kita. Betapa tidak, kita baru merdeka sekitar setengah abad, sedangkan rentang waktu penjajahan fisik itu sudah lebih dari tiga setengah abad.Tapi sayangnya alasan ini tidak bisa dijadikan argument pemaafan akan keterbelakangan bangsa kita. Lihat Malaysia dan Korea Selatan yang umur kemerdekaannya lebih muda dari Indonesia, sudah menjadi salah satu ‘Macan Asia’. Kualitas SDM dan SDA bangsa kita sama sekali tidak kalah dengan mereka, karena Allah menciptakan hardware(piranti keras) manusia itu sama potensinya. Begitu dahsyatnya keterbelakangan kita dalam berbagai bidang. Dalam hal ekonomi, bangsa ini dikuasai hegemoni kapitalis yang rakus. Segi politik, para preman jalanan itu telah mengganti baju mereka dengan jas dan dasi yang mewah namun dengan perilaku tak berubah. Di bidang moral, rasa kemanusiaan mati terhadap penghargaan nyawa. Persis puisi Kahlil Gibran tentang “Bangsa Kasihan”. Kasihan bangsa, yang menjadikan orang dungu sebagai pahlawan, dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah. Kasihan bangsa, yang negarawannya serigala, filosofnya gentong nasi, dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru. Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan, tidak memberontak kecuali ketika lehernya sudah berada di antara pedang dan landasan

1 komentar:

Click Here!