24 Januari 2009

Tidak Kemana - mana . . . Tapi Ada Dimana - mana


Kita Dukung PSIS Semarang . . . Semarang dan Selamanya PANSER BIRU

inilah yang bisa kami lakukan untuk sepak bola Semarang dan Indonesia

Menuju Sporter yang Menjunjung tinggi Sportifitas, Profesional Tanpa Anarkis

DOA Bersama Untuk PSIS


Bagi Pengurus PAnser Biru Pusat dan Seluruh Korwil Suporter Bola PANSER BIRU PSIS semarang, di mohon untuk melakukan doa bersama untuk kemenangan PSIS di tempat masing - masing karena besok Minggu 25 Januari PSIS Semarang akan bertanding dalam ISL putaran KE-2 di Stadion Jatidiri, mari kita junjung sportifitas di lapangan tanpa anarkisme, salam buat semua ketua korwil di masing - masing daerah jaga kondisi semarang yang aman menuju indonesia di kancah super elit sepak bola dunia.

Tinggalkan rusuh tinggalkan ribut . . . satukan tekadmu tuk semarang . . . dibawah bendera Panser Biru majulah semarang pantang mundur jangan kembali pulang sebelum semarang menang walau harus mati ditengah lapang Panser Biru kurela berkorban . . . . 

Panser Biru tidak Kemanana - mana Tapi Ada Dimana - mana

Untukmu semarang - untukmu Indonesia

Salam Panser

WK. SEKUM PANSER BIRU PSIS

ABDUl ROUF

23 Januari 2009

Apakah Usia Muda Bisa Menjadi Presiden

Bisa nggak yah masih muda bisa jadi presiden??????? apalagi Presiden Indonesia . . . . lulus SD, SMP, SMA, SARJANA . . . OK, apa syaratnya harus punya massa, apa harus berduit . . . apaladi harus ngelewati apa yang namanya partai . . . menurut kamu gimana yah

21 Januari 2009

Pemuda Memimpin

Pemuda dan segala aktifitasnya adalah aset setiap bangsa. Dengan semangat perubahan yang meledak-ledak dan energi besar yang mampu menggerakkan orang-orang sekitar menyebabkan pemuda menjadi tolak ukur masa depan suatu bangsa. Tak heran banyak pemimpin besar dunia sangat mementingkan peranan pemuda dalam mempengaruhi perjalanan sejarah bangsanya. Proses kaderisasi dengan membina mental pemuda agar mampu berpikir, berenergi dan berjiwa besar menjadi primadona gerakan dalam melanjutkan estafet kepemimpinan.
Indonesia semenjak masuk Orde Reformasi seakan membunyikan lonceng pertarungan yang erat antara kaum muda dan tua dalam mengisi kepemimpinan yang sekarang tidak hanya menjadi monopoli pihak tertentu. Dengan keberanian dan tekad bulat kaum muda yang siap melawan walaupun kadang tercibir dengan ucapan kurang pengalaman dan minimnya pendanaan. Namun euforia reformasi tetaplah milik pemuda karena semakin tahun mereka kaum tua akan semakin tua dan pada gilirannya kaum mudalah yang akan membuktikan keberhasilan kepemimpinannya.
Belajar dari sejarah Orde Baru dimana kepemimpinan puncak bagaikan kepemilikan monopoli membuat kiprah perjuangan pemuda untuk menunjukkan eksistensinya tertutup sudah. Tak heran setelah keran demokrasi kepemimpinan terbuka lebar dengan ditandai runtuhnya rezim Soeharto, berbondong-bondong generasi muda Era Soeharto mencalonkan diri menjadi Presiden RI untuk membuktikan sepak terjang kepemimpinannya. Bagaimana dengan kaum muda era Reformasi yang harus belajar cepat menyesuaikan diri mengisi era kepemimpinan saat ini yang penuh kompetisi? Akankah hanya menjadi penonton dan tidak menjadi apa-apa padahal situasi masa sangat terbuka untuk banyak belajar dan memacu diri? Atau malah terlena dengan candu modernitas yang membuat pemuda layu akan peran dan tajinya dalam melakukan suatu perubahan?
Sejarah telah bercerita. Bukti pun terbuka untuk dibaca. Zaman pergerakan kemerdekaan pemuda adalah pemimpin. Deretan nama mulai Tan Malaka yang memimpin Partai Komunis berusia 24 tahun, Soekarno memimpin PNI-nya umur 26 tahun dan Sjahrir menjadi ketua Pendidikan Nasional Indonesia umur 26 tahun. Lalu di usia rentang 20-30 menjadi titik krusial pembuktian diri pemuda di masyarakat dengan organisasi-organisasi pengabdiannya.

Menanti Pemuda Sebagai Pemimpin Negarawan

Pemuda dari masa ke masa menggambarkan karakter agent of change sekaligus iron stock. Peran pemuda sebagai agent of change telah dicatat dalam lebaran sejarah Bangsa Indonesia sejak tahun 1928, 1945, 1966, dan terakhir 1998, yang berusaha merubah wajah Bangsa dan Negara Indonesia menuju kehidupan masa depan yang lebih baik. Namun peran pemuda sebagai iron stock kurang dibuktikan secara konsisten.
Pergerakan pemuda tahun 1928 dan 1945 mengantarkan pemuda mengambil peran strategis dalam kepemimpinan Bangsa dan Negara Indonesia. Angkatan 1928 memimpin perjuangan diplomasi dan gerilya untuk memerdekakan Bangsa Indonesia. Kemudian angkatan 1945 segera memegang tampuk kepemimpinan nasional setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan pada pergerakan 1966 dan 1998, pemuda hanya mengantarkan perubahan Bangsa dan Negara Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Pemuda menggerakkan gelombang protes kepada rezim pemerintah hingga menjatuhkan kedua rezim tersebut pada masanya. Tanpa kemudian mengambil peran strategis dalam kepemimpinan nasional. Pada tahun 1966 kepemimpinan nasional dikendalikan oleh Jenderal Soeharto melalui militer. Sedangkan pada tahun 1998, kepemimpinan nasional diambil alih oleh elit politik baik di legislatif maupun eksekutif.
Reformasi hampir mencapai satu dekade, namun pemuda belum pula meyemarakkan kepemimpinan nasional. Elit parpol yang mengendalikan pemerintahan paska reformasi melalui dua kali pemilu belum pula menampakkan semangat kaderisasi kepemimpinan nasional kepada kalangan muda. Segera setelah reformasi berhasil, yang ditandai dengan mundurnya rezim Soeharto, pemuda kembali kepada komunitas mereka masing-masing. Mahasiswa kembali ke kampus, ormas dan OKP pemuda kembali ke internal organisasi. Hanya segelintir diantara pemuda penggerak reformasi yang turut berpartisipasi dalam pemerintahan baik di legislatif maupun eksekutif, itupun melalui jalur parpol. Satu hal yang sangat dikhawatirkan penulis adalah adanya gejala pemanfaatan elit politik untuk berkuasa menggantikan rezim sebelumnya di atas kerja keras pemuda pada awal reformasi sepuluh tahun yang lalu. Namun hal lain yang perlu juga untuk dicermati adalah memang masih kurangnya pemuda sebagai iron stock yang mampu mengemban tugas kenegaraan. Seringkali pemuda hanya cukup dibekali dengan idealisme dan ilmu yang mungkin tak seberapa, sementara sangat kurang dalam pengalaman dan jaringan.
Sudah empat kali kepemimpinan Presiden, sudah dua periode parlemen disesaki oleh sebagian elit politik lama dan sebagiannya lagi elit politik baru, namun belum juga dapat menyelesaikan krisis kepemimpinan negarawan di Indonesia. Pemimpin yang dibutuhkan oleh Bangsa dan Negara Indonesia adalah pemimpin negarawan, bukan sekedar pemimpin politik yang berorientasi kekuasaan. Pemimpin negarawan diharapkan mampu membebaskan rakyat Indonesia dari krisis multidimensi. Kenyataannya paska reformasi, belum ada bukti mengenai hadirnya pemimpin negarawan di negeri ini. Sulitnya mengharapkan hadirnya pemimpin negarawan dari golongan tua yang sudah terlanjur terlibat dalam patologi kebangsaan dan kenegaraan, namun tidak pula kebutuhan ini dapat terjawab oleh golongan muda yang sebagian besar belum siap.
Meneropong lagi peran pemuda pada tahun 1928 dan 1945, dimana pemuda dapat membuktikan kepemimpinan negarawan, kedepan bangsa inipun masih membutuhkan peran pemuda sebagai pemimpin negarawan. Dengan idealisme, semangat, dan ilmu menjadi karakter pemuda, maka tidak mustahil misi kepemimpinan negawaran justru diemban oleh pemuda, walaupun ketiga hal tersebut masih harus dilengkapi oleh aspek lainnya seperti pengalaman dan jaringan. Oleh karenanya dibutuhkan dukungan dari kalangan tua berupa kaderisasi kepemimpinan nasional.
Menanti pemuda sebagai pemimpin negarawan di Indonesia tentu saja membutuhkan persiapan matang yang melibatkan beberapa aspek. Pertama, pendidikan kepemimpinan formal maupun informal. Pendidikan kepemimpinan yang saat ini mulai berkembang di berbagai institusi pendidikan formal maupun informal diharapkan dapat membekali pemuda dengan konsep, teori, dan pengetahuan kepemimpinan. Kedua, pendidikan politik, kaderisasi, dan jejaring. Parpol memiliki kapasitas dalam ketiga hal tersebut, oleh karenanya seharusnya parpol berperan aktif dalam upaya melahirkan pemimpin negarawan dari kalangan muda. Ketiga, menggiatkan kembali pergerakan pemuda melalui kampus, ormas, maupun OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda). Seharusnya pergerakan pemuda bukan hanya marak pada masa-masa darurat kenegaraan, dinamika pergerakan pemuda harus konsisten dan kontinyu, sehingga gerakan pemuda tidak sekedar menjadi gerakan yang bersifat reaktif namun proaktif. Dinamika pergerakan pemuda ini bukan hanya membutuhkan prakarsa pemuda, namun dibutuhkan juga dukungan dari berbagai pihak terkait.
Pada tahun kesepuluh reformasi, saatnya kepemimpinan negarawan diisi oleh pemuda, elemen yang sudah mengantarkan rakyat Indonesia dalam berbagai perubahan kabangsaan dan kenegaraan. Dalam prakteknya ke depan, khususnya pada periode pemerintahan yang akan dimulai pada tahun 2009, diharapkan pemuda dapat lebih berperan aktif dalam misi kenegaraan. Tentu saja peran ini bukan untuk sekedar kekuasaan, melainkan misi kepemimpinan negarawan menuju negara madani Indonesia. (FR)

20 Januari 2009

Indonesia Tahan Oman 0-0

Muscat - Indonesia membawa pulang satu poin dari kandang Oman, dalam laga kualifikasi Piala Asia 2011. Bambang Pamungkas cs sukses menahan tim juara Piala Teluk 2009 itu dengan skor 0-0. Di awal babak pertama, pertandingan yang berlangsung di Sultan Qaboos Sports Complex, Senin (19/1/2009) malam WIB, berjalan dengan tempo lambat.Indonesia sempat mencoba sesekali mencuri peluang. Kans terbaik didapat oleh Boaz Solossa yang melepas tendangan dari luar kotak penalti, yang kemudian ditepis oleh kiper Oman, Sulaiman Al Mazroui. Bola muntah yang disambar Ponaryo Astaman melayang di atas mistar gawang tuan rumah. 'Tim Garuda' kembali memiliki peluang. Kali ini lewat Bambang Pamungkas, namun tendangan BP masih bisa ditepis kiper lawan. Setelah itu, permainan praktis dikuasai Oman. Penjaga gawang Indonesia, Markus Horison melakukan penyelamatan penting dengan menghalau sundulan Hani al Dhabit. Indonesia sungguh beruntung ketika beberapa saat kemudian tendangan Hassan Rabia membentur tiang gawang. Dan Markus pun kembali beraksi untuk menghalau tendangan Imad Al Hosni.Babak pertama berakhir dengan skor kacamata. Di babak kedua, permainan masih dikuasai Oman. Serangan bertubi-tubi dilancarkan ke arah gawang Markus Horison. Buruknya penyelesaian akhir anak-anak asuh Claude LeRoy membuat gawang Indonesia masih aman. Indonesia kembali mampu mencuri peluang. Boaz Solossa mampu lolos dari sisi kanan pertahanan Oman. Namun aksinya masih sebatas membahayakan gawang lawan. Kemudian, tendangan keras yang dilepaskan pemain pengganti Talaohu Abdul Musafri memaksa kiper Oman al Mazroui untuk menepisnya. Bola mutah diambil BP, namun masih bisa kembali ditangkal oleh al Mazroui. Setelah itu, Oman kembali mengendalikan jalannya laga. Peluang terbaik tuan rumah diperoleh dua belas menit menjelang bubaran. Kemelut di depan gawang Indonesia gagal dimanfaatkan oleh Hasan Rabia. Sundulan Rabia masih melayang di atas gawang Markus.Menjelang akhir laga, Oman belum mengendurkan serangan. Berkat kedisiplinan barisan pertahanan, 'Tim Merah Putih' mampu menjaga gawang tetap perawan dan memaksakan hasil 0-0 hingga peluit akhir berbunyi. Di laga selanjutnya, Tim Garuda akan menjamu Australia pada 28 Januari 2009.

19 Januari 2009

Yang Muda dan Yang Tua Seharusnya Berbaur

Bahwa dari waktu ke waktu mereka yang berusia lanjut harus berbaur dengan mereka yang masih muda. Energi muda akan terserap dan membangkitkan kekuatan fisik mereka. Bila yang tua hanya duduk-duduk dengan yang tua maka mereka akan semakin melemah dan cepat meninggal. Kadang kala, mereka seharusnya keluar dan melihat anak-anak bermain. Dan yang muda harus bergerak cepat, tepat,tanggap, gesit.

18 Januari 2009

Mubes ke - 5 Panser Biru Semarang

Semarang, mengharap kepada Seksi bidang Panitia Mubes V Panser Biru 2009 untuk segera menysusun agenda kegiatan dan rancangan anggaran masing - masing, khususnya untuk kepala bidang lintas korwil mohon bantuannya segera mencatat seluruh korwil panser biru yang sudah tercatat di database pengurus pusat, karena akan didata sebagai perserta mubes, demikian informasi yang kami sampaikan karena waktu pelaksanaan sudah dekat yakni 22 Februari 2009.
terima kasih
Abdul Rouf, S.Kom
Ketua Panitia Mubes Panser Biru Semarang 2009
Click Here!