21 Januari 2009

Pemuda Memimpin

Pemuda dan segala aktifitasnya adalah aset setiap bangsa. Dengan semangat perubahan yang meledak-ledak dan energi besar yang mampu menggerakkan orang-orang sekitar menyebabkan pemuda menjadi tolak ukur masa depan suatu bangsa. Tak heran banyak pemimpin besar dunia sangat mementingkan peranan pemuda dalam mempengaruhi perjalanan sejarah bangsanya. Proses kaderisasi dengan membina mental pemuda agar mampu berpikir, berenergi dan berjiwa besar menjadi primadona gerakan dalam melanjutkan estafet kepemimpinan.
Indonesia semenjak masuk Orde Reformasi seakan membunyikan lonceng pertarungan yang erat antara kaum muda dan tua dalam mengisi kepemimpinan yang sekarang tidak hanya menjadi monopoli pihak tertentu. Dengan keberanian dan tekad bulat kaum muda yang siap melawan walaupun kadang tercibir dengan ucapan kurang pengalaman dan minimnya pendanaan. Namun euforia reformasi tetaplah milik pemuda karena semakin tahun mereka kaum tua akan semakin tua dan pada gilirannya kaum mudalah yang akan membuktikan keberhasilan kepemimpinannya.
Belajar dari sejarah Orde Baru dimana kepemimpinan puncak bagaikan kepemilikan monopoli membuat kiprah perjuangan pemuda untuk menunjukkan eksistensinya tertutup sudah. Tak heran setelah keran demokrasi kepemimpinan terbuka lebar dengan ditandai runtuhnya rezim Soeharto, berbondong-bondong generasi muda Era Soeharto mencalonkan diri menjadi Presiden RI untuk membuktikan sepak terjang kepemimpinannya. Bagaimana dengan kaum muda era Reformasi yang harus belajar cepat menyesuaikan diri mengisi era kepemimpinan saat ini yang penuh kompetisi? Akankah hanya menjadi penonton dan tidak menjadi apa-apa padahal situasi masa sangat terbuka untuk banyak belajar dan memacu diri? Atau malah terlena dengan candu modernitas yang membuat pemuda layu akan peran dan tajinya dalam melakukan suatu perubahan?
Sejarah telah bercerita. Bukti pun terbuka untuk dibaca. Zaman pergerakan kemerdekaan pemuda adalah pemimpin. Deretan nama mulai Tan Malaka yang memimpin Partai Komunis berusia 24 tahun, Soekarno memimpin PNI-nya umur 26 tahun dan Sjahrir menjadi ketua Pendidikan Nasional Indonesia umur 26 tahun. Lalu di usia rentang 20-30 menjadi titik krusial pembuktian diri pemuda di masyarakat dengan organisasi-organisasi pengabdiannya.

1 komentar:

  1. pilih partai yang banyak anak mudanya ....

    partai yang keren sekali ...

    http://firman.web.id

    BalasHapus

Click Here!