13 Juni 2009
POLMAS POLDA JATENG 2009
dalam Sistem Pemerintahan Negara menghadapi krisis Global
melalui Penerapan Polmas dalam meningkatkan Partisipasi masyarakat
Guna Terwujudnya Kamtibmas yang Kondusif
Kata Pengantar
Abstraksi
Policy Recomendation
BAB I :Latar Belakang Masalah
BAB II :Rumusan Masalah
BAB III:Alternatif Kebijakan
BAB IV :Penilaian Alternatif Kebijakan
BAB V :Kebijakan Yang di rekomendasikan
BAB VI :Rencana Strategi dan Implentasi Pelaksanaan
Daftar Isi
Lampiran - lampiran
Karya Tulis Prestasi Peroarangan ( KTP2 )
12 Juni 2009
Karya Tulis Prestasi Perorangan (KTP2) - Polmas
BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
Arus globalisasi memang suatu keniscayaan, pada akhirnya arus ini akan mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Globalisasi dipahami sebagai suatu proses yang terkait dengan intensifikasi, ekstensifikasi dan semakin mendalamnya saling ketergantungan dan keterkaitan antar manusia. Konsep ini setidaknya mempunyai beberapa karakteristik antara lain terkait erat dengan kemajuan dan inovasi, arus informasi, serta komunikasi.
Dampak arus globalisasi tersebut adalah dengan munculnya reformasi. Reformasi nasional tidak terlepas dari perhatian terhadap situasi dan kondisi yang melatarbelakangi, berpengaruh dan mendorong gerakan reformasi serta nuansa aspirasi masyarakat yang berkembang seiring dengan lahirnya semangat reformasi nasional.
Pada puncak krisis multidimensional itulah, kemudian masyarakat secara nasional menggulirkan aspirasi tiga agenda yakni reformasi nasioanal yaitu demokratisasi, reformasi penegakan hukum dan hak asasi manusia yang dipergunakan sebagai pilar untuk melakukan pembaharuan dan reformasi penataan dan perbaikan dalam segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sasaran utama reformasi nasional adalah terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel bersih dan bebas KKN, terciptanya keseimbangan peran masyarakat, pemerintah dan dunia usaha dalam kegiatan pembangunan, serta terselenggaranya keamanan dan ketertiban nasioanal yang kondusif, Rencana Kerja Pemerintah tahun 2008 disebutkan mulai membaiknya pertumbuhan ekonomi di Indonesia relatif belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketidakmampuan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, ditandai antara lain masih tingginya angka kemiskinan, banyaknya jumlah pengangguran, sulitnya mendapatkan lapangan kerja serta rendahnya daya beli masyarakat. Hal tersebut merupakan faktor korelatif kriminalogen yang apabila tidak ditangani dengan baik maka dapat menjadi tindak kriminal atau dalam kepolisian dikenal dengan istilah ancaman faktual. Dalam hal inilah peran dan tugas Kepolisian Negara Republik
Kompleksnya ruang lingkup tugas Polri memerlukan upaya peningkatan kemampuan dibidang keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas. Polri harus memeliki keahlian dan ilmu pengetahuan secara konseptual dan teoritikal untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kepolisian. Apalagi terdapat pernyataan bahwa berapapun personel polisi ditambah pada kenyataannya tidak dapat mencegah naiknya angka kriminalitas ( David H. Bayley, 1998 ). Artinya bahwa meningkatnya angka kriminalitas tidak hanya bisa dihadapi dengan penambahan jumlah personel Polri saja harus ada suatu konsep yang mendukung upaya Polri untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat ditengah segala keterbatasan.
Reformasi Polri berkelanjutan terus bergulir, seiring dengan tuntutan reformasi nasional, dari Paradigma lama yang kental dengan sosok pemegang otoritas kekuasaan, antagonis, kebijakan top down, menuju pada Paradigma baru yang lebih menampilkan sebagai sosok pengemban amanat rakyat, protagonis, kebijakan bottom-up, orientasi pada pemecahan masalah ( problem solving ) dan memposisikan masyarakat sebagai mitra sejajar Polri.
Pada dasarnya reformasi ini menuntut adanya performance Polri yang profesional. Tuntutan stakeholder ( masyarakat ) ini sangat wajar, namun bagi organisasi Polri mambangun profesionalisme tidak semudah membalik telapak tangan. Berbagai upaya yang telah dilakukan dalam mewujudkan harapan masyarakat sebagai stakeholder dalam konteks berbangsa dan bernegara, namun keinginan akan adanya kehidupan sosial yang aman, tertib, tentram, damai lahir dan batin masih belum sepenuhnya terwujud.
Partisipasi aktif masyarakat tidak datang begitu saja, Polisi tidak dapat mengharapkan partisipasi masyarakat apabila Polisi sendiri tidak menghormati HAM, menyalahgunakan wewenang atau menunjukkan perilaku tidak profesioanal. Ketika Polisi berperilaku negatif, kepercayaan masyarakatpun hilang demikian pula sebaliknya jika berperilaku positif, kepercayaan masyarakat tumbuh subur.
Profesional Polri sejak era reformasi secara proaktif telah disikapi dengan adanya perubahan, menuntut Polri untuk berkiprah lebih Profesional, karenanya Polri telah dan sedang melakukan berbagai perubahan yang mendasar pada aspek struktural ( institusi, organisasi, susunan dan kedudukan), instrumental ( filososi, doktrin, kewenangan, kompetensi, kemampuan, fungsi iptek), dan kultural (manajemen sumber daya, manajemen operasional dan sistem pengamanan oleh masyarakat). Hal ini telah dicanangkan dalam Grand Strategi Polri tahu 2005-2025 yang pada setiap saat diperbaiki sesuai tahapan yang sedang berjalan, selaras dengan perkembangan lingkungan strategik yang selalu berubah ( unpredictable ).
Dalam sepuluh tahun reformasi, di bidang struktural, Polri sudah melakukan reorganisasi kepemimpinan Polri, mulai dari tingkat markas besar hingga tingkat satuan kewilayahan, seiring perkembangan otonomi daerah dan tuntutan tugas sebagaimana diamanatkan UU No 2/2002.
Dimensi kepemimpinan selalu bersifat kontekstual dan dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Kepemimpinan yang inovatif selain membutuhkan kapabilitas personil (kemampuan memimpin), juga perlu adanya komitmen yang kuat dari segenap pimpinan struktural atau pembuat kebijakan struktural dan dukungan sumber daya yang memungkinkan seseorang dapat memimpin secara efektif. Kepemimpinan dalam sebuah organisasi harus mampu menjabarkan visi dan misi organisasi melalui kebijakan dan strategi serta dioperasionalisasikan dalam bentuk program-program atau kegiatan guna mencapai tujuan organisasi.
Secara tradisional Polri mengembangkan program Bimbingan Masyarakat (Bimmas) dan program – program yang berkaitan dengan Sistem Keamanan Swakarsa (Siskaswakarsa). Program Siskamswakarsa dilakukan melalui Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) yang meliputi lingkungan pemukiman, lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja sebagai bentuk – bentuk pengamanan Swakarsa sebagaimana ditetapkan dalam Undang – Undang tentang Kepolisian Negara Republik
Masa eforia pemisahan Polri dari ABRI terjadi pada tahun 2000 ketika terbit Ketetapan MPR Nomor VI dan No VII Tahun 2000. Dua tahun kemudian, terbitlah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Perencanaan Strategis Polri 2005-2009 telah memasukkan Polmas sebagai sebuah strategi Polri untuk membangun kemitraan sejajar dengan masyarakat dalam rangka memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) melalui pemecahan akar masalah yang dapat menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Untuk mengimplementasikan Polmas, Kapolri mengeluarkan Surat Keputusan No. Pol. : 737/X/2005 tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Model Perpolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.
Untuk mewujudkan kepemimpinan Polri yang mampu mengakselerasi penerapan Polmas, maka dibutuhkan beberapa strategi antara lain adalah membangun komitmen atau tanggung jawab moral untuk menerapkan Polmas sebagai strategi Polri untuk pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), kemampuan membangun birokrasi Polri yang profesional, adanya sistem pengawasan dan pengendalian (wasdal) atas penerapan Polmas, serta adanya dukungan dan partisipasi aktif dari pihak-pihak terkait (stakeholders) dan masyarakat.
23 Februari 2009
23 Februari 2009
21 Februari 2009
18 Februari 2009
Di Tahan . . . Polisi
Rapat Pengurus
Hari : Rabu ( nanti malem )
Tgl : 18 Februari 2009
Jam : 19.00 wib
Tempat : Jl. S.Parman Sekretariat MUBES ( Sebelah Selatan RS. Kariadi )
Agenda : Rapat Koordinasi persiapan MUBES
Demikian undangan disampaikan, di ucapkan terimakasih.
Salam Panser
Ketau MUBES 2009
( Abdul Rouf, S.Kom )
17 Februari 2009
Setiap Saat
16 Februari 2009
PSIS Vs PERSIJAP 0-0
14 Februari 2009
Selamat Lembur
PSIS Vs PERSIJAP
Semarang - Tidak henti hentinya buat temen - temen pengurus pusat Panser Biru diharap bisa mempersiapkan jelang pertandingan IndonesiaSuper Liga (ISL) besok 15 Februari 2009 minggu malam jam 19.00, diantaranya koordinasi dengan seluruh korwil untuk bisa hadir di lapangan, mempersiapkan tim kreatif seni, jangan lupa untuk tiket juga harus di persiapkan bagi korwil2 yang datang, terima kasih
WK SEKUM PANSER BIRU
Abdul Rouf
12 Februari 2009
Ibu . . . .
Lewati rintang untuk aku anakmu
Seperti udara… kasih yang engkau berikan
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Lalu doa - doa baluri sekujur tubuhku
09 Februari 2009
dho elingo yho cah . . . .
( Hidup itu cuma mampir minum )
Ora bakal urip selawase
( tidak akan hidup selamanya )
Opo wae sing ono ning ndunyo
( apa saja yang ada di dunia )
Kabeh kuwi bakale sirna
( semua itu akan musnah )
Yen wis tekan wancine
( kalu sudah sampai waktunya)
Sopo wae bakal dikersake
(siapa saja akan diinginkan )
Ditimbali karo Sing Kuasa
(dipanggil oleh Alloh SWT)
Ditakoni amalmu ning ndunyo
(ditanya amalmu di dunia)
Sing becik bakal mlebu syurgo
(yang baik akan masuk syurga)
Sing olo mlebu neraka
( yang jelek akan masuk neraka )
Mulo kabeh kowe manungso do elingo
( makanya kamu semua manusia haruslah selalu ingat )
Selamat Jalan Ibu
Telah Meninggal dunia Ibunda Abdul Rouf ( Penulis )
pada 7 Februari 2009 jam 21.00
Semoga engkau disisihNya ibu
Selamat Jalan Ibu . . .
06 Februari 2009
Rombongan DPR Masuk Jurang

warga disekitar desa limbangan dibantu dengan aparat desa langsung mengevakuasi korban anggota dewan tersebut dan setelah teridentifikasi seluruh anggota dewan beserta sopirnya ternyata sudah meninggal dunia. Kemudian oleh warga setempat dimakamkan di pemakaman umum di desa limbangan. setelah selesai pemakaman ada beberapa wartawan yang akan meliput kejadian dan sebab kenapa bisa terjadi kecelakaan itu dengan salah satu saksi yang melihat kejadian yakni SA:
Wartawan : Selamat siang pak
SA : Selamat siang juga mas
Wartawan : Apakah semua korban adalah Anggota dewan pak
SA : Katanya seh iya mas, tapi saya tidak tahu saya cuman ikut ngubur saja kok
Wartawan : Menurut kabar katanya ada salah satu rombongan anggota dewan tersebut yang masih hidup, kok dikubur semuaanya pak?
SA : Mas . . . Mas . . . Jaman sekarang Siapa seh yang percaya sama dewan ?
Wartawan: Grrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr . . . . . . .
05 Februari 2009
Ketua DPRD Sumut

Pemilu 2009
1. Banyak Bendera Partai yah?
2. Banyak Foto - foto Caleg yah ?
3. Banyak Spanduk Yah ?
4. Banyak Yang pada Nerima Sembako ndak neh ? he he he
jangan deh . . masak suara kita seharga beras 5 KG atau Uang Rp. 10.000,-
PSIS Semarang Vs Sriwijaya FC 2 - 2
04 Februari 2009
Apa yang akan kita lakukan sekarang
03 Februari 2009
Pemilu 2009 dah Deket
1. Ya Nyoblos lah
2. Ya Datang ke TPS lah
3. Ya Pilih yang kenal ajalah
4. Ya Jangan pilih yang tua lah
5. Ya ya ya . . . . .
NB:
Inga' - Inga' saran saya dan yang penting pilih caleg yang bisa buat blog . . . . he he he he . . .
02 Februari 2009
Menyelematkan Indonesia Dari Krisis Global
Presiden bersama pemerintah dan swasta mengadakan pertemuan khusus guna menghindari krisis yang lebih parah. Langkah-langkah segera di ambil oleh perintah, diantaranya pemerintah membeli kembali saham yang anjlok –buy back-. Pada tanggal 8 Oktober pemerintah akan membuat Perpu guna menaikkan nilai maksimal simpanan yang di jamin –pada Maret 2007 s/d Oktober 2008 simpanan yang dijamin pemerintah maksimal Rp. 100 juta. Seriusnya pemerintah menghindari krisis di tunjukkan dengan menyaipak setidaknya 6 Strategi berlapis (Lihat Harian Kontan, Jumat, 10 Oktober 2008). Industri di Indonesia mulai terpukul olah dampak krisis. Perusahaan yang biasanya mengandalkan penjualan keluar negeri –ekspor- harus gigit jari ketika negara-negara tujuan –Eropa dan Amerika- menurun daya belinya. China, negara yang paling terkenal dengan produk murahnya siap mengalihkan produknya ke Indonesia karena pebisnis negeri Tirai Bambu itu mengetahui bahwa orang Indonesia hanya mementingkan harga di banding kualitas.
Salah satu solusi yang mungkin terlewatkan adalah bagaimana kita harus menasionalisasi secara paksa benak kita, menasionalisasi secara paksa kecintaan kita kepada Indoensia, dan memaksa secara paksa kecintaan dan daya konsumsi kita pada barang, benda dan atau jasa yang merupakan produk asli Indonesia. Ingat! Negara Indonesia bisa bertahan hingga kini setelah krisis tahun 1998 adalah di karenakan adanya Usaha Kelas Menengah, Home Industri dan Koperasi yang tidak membebani negara ketika krisis melanda. Penghasilan mereka tidak begitu besar, kerugian juga tidak begitu besar. Pas-pasan saja –mungkin itu kata yang tepat untuk usaha kecil menengah yang pada akhirnya mampu mengembalikan Indonesia dari krisis tahun 1998. Jadi, belilah, pakailah, konsumsilah produk barang dan jasa asli Indonesia jika anda ingin negara ini selamat dari badai krisis global yang mulai meresahkan. Cinta produk dalam negeri harus disertai dengan daya beli. Mencintai berarti memiliki.
Jika kita berjiwa bisnis, janganlah menjadi pebisnis yang latah seperti kebanyakan pelaku usaha di Indonesia, sesuatu yang terkadang popular tidak akan bertahan lama. Sebut saja mencuatnya Teenlet dan Ciklit membuat penerbit ramai-ramai menerbitkan novel remaja itu, dan kepopulerannya hanya bertahan 3 tahun saja. Novel Islami? Rame-rame bikin penerbitan Islam. Fudsal mulai di kenal, ramai-ramai bikin lapangan Futsal. Mari menengok asal muasal krisis di Amerika yang memicu krisi global. Pada tahun 2001, pengusaha properti atau mereka yang berinvestasi di bidang properti mendadak kaya dengan melonjaknya nilai property saat itu. Kemudian beramai-ramailah orang-orang Amerika beralih kepada Investasi Property. Bank dan lembaga keuangan beramai-ramai pula memberikan kredit lunak dengan bunga rendah dengan harapan semakin banyak orang yang meminjam uang untuk di gunakan Investasi di bidang property. Saking banyaknya orang yang berbisnis dalam bidang yang sama, maka pembelinya siapa? Sederhana saja jawabnya. Pembelinya tidak ada. Karena tidak ada yang membeli, mereka yang sebagai pelaku bisnis tidak bisa mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu yang di tentukan. Lalu? Bank dan lembaga keuangan menyita aset yang ada. Bang dan lembaga keuangan hanya memiliki barang yang tidak laku, sementara investor lain ingin mencairkan uang tunai untuk kelancaran usahanya. Dan begitulah asal muasal krisis di AS yang segera menjalar seperti penyakit HIV, menular kemana saja, hampir keseluruh negara di dunia yang berhubungan langsung dengan AS. Budaya latah itulah yang membuat krisis menjadi semacam kangker ganas yang menghantui setiap negara di dunia ini.
Sekali lagi, belilah produk dalam negeri untuk menyelamatkan negara Indonesia dari krisis yang lebih parah. Krisis kepercayaan jangan di tambah lagi dengan krisis ekonomi. Karena ketika kedua krisi itu menjadi satu, sangat mudah sekali pihak-pihak yang tidak menginginkan Negara ini tetap ada akan menyulut dan memprofokasi masyarakat umum. Jika krisi ekonomi terjadi dan di tambah lagi kerusuhan dan aksi masa maka hancur sudah Republik ini. Maka, mencitai Indonesia apa adanya adalah sebuah kunci dasar yang harus kita miliki. Khusunya generasi muda seperti kita inilah yang harus mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. Nasionalisme harus tetap lekat di hari walau secara jujur, Gueteres dalam acara Kick Andy mengatakan: ‘Sepertinya memang tidak pernah ada tempat untuk seorang nasionalis di Indonesia ini’. Tapi saya masih bergitu mencintai Indoensia apa sanya, dengan ke –Bhineka Tunggal Ika- anya. Merdeka Indoensia. Lahid di bumi pertiwi ini, mati juga di bumi pertiwi yang sama. Indonesia
Hasil Akhir PSIS Vs PSMS 2-2
30 Januari 2009
Jelang PSIS Vs PSMS

29 Januari 2009
Impian KU
Saya mau sharing impian saya, saya bukan berasal dari keluarga yang berkecukupan,tapi saya masih bisa mencicipi bangku kuliah, alhamdulillah akhirnya bisa lulus, jadi saya bercita-cita membangun sekolah gratis untuk anak-anak yang tidak mampu tapi berprestasi,saya ingin membangun sebuah sekolah gratis bertaraf international dan saya juga ingin membuat sebuah panti jompo yang indah,saya prihatin melihat orang yang sudah tua tetapi mereka masih bekerja, saya ingin melihat mereka menikmati hidup mereka yang sudah tinggal menunggu hari.
Uang hanyalah ilusi, jangan mengagungkan uang, kita mencari uang untuk mencukupi kebutuhan kita dan membantu yang tidak mampu karena uang hanyalah sebuah alat, karena uang orang bisa jahat adapula karena uang orang jadi baik, jadi saya memilih untuk menjadi baik, kita kaya harta tapi juga harus kaya iman,karena suatu hari kita juga akan kembali kepada-NYA.
Saya ingin kaya bukan untuk pribadi saya ingin kaya untuk membantu mereka, karena mungkin kita kaya karena pilihan ALLAH SWT untuk membantu mereka. Sebuah harga yang tidak ternilai apabila bisa saling membantu.
ABDUL ROUF
Apakah Indonesia sekarang sudah makmur?


Macem - macem jawabnya :
1. Hidup adalah perjalanan..... Pilih sendiri jalannya dan tanggung akibatnya...
Self Help with a Lord Help is the Best Help
2. BISA..!!!....caranya ntar saya mikir dulu....

3. Kenyataannya malah kemakmuran dan kesejahteraan cuma dinikmati oleh sebagian orang saja,
mo berobat susah, sudah dirawat diRS disuruh keluar. Kesenjangan sosial makin nyata...
he...he...


4. Kalo Kamu . . . . .
28 Januari 2009
“Caleg Muda, Perjuangan Politik Pemuda Bagi Daerah”
Dalam konteks kehidupan demokrasi di tingkat lokal (daerah) yang otentik, suara rakyat ditempatkan pada posisi yang paling agung. Suara rakyat merupakan aspirasi yang dapat diartikan sebagai harapan, tujuan, hasrat, keinginan atau cita-cita yang terakumulasi menjadi kehendak rakyat. Lalu apa, bagaimana dan sanggupkah para Calon Dewan Perwakilan Rakyat dari kaum muda bila nanti terpilih mampu, “membaca, menjawab dan mengelola dan memperjuangkan kehendak rakyat” itu secara benar tanpa distorsi??? Dalam pertanyaan tulisan ini, kiranya tepat ditujukan bagi Caleg-caleg muda se-nusantara .
Sebagaimana diketahui dari sejarah (sebelum 1945), kaum muda ataupun pemuda dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia merupakan aset negara dan bangsa yang berperan penting dalam “menemukan politik” (the invention of politics) perjuangan kesejahteraan rakyat. Lahir dan Berdirinya bangsa ini adalah peranan perjuangan kaum muda dan rakyat se-nusantara yang ingin melepaskan diri dari cengkeraman kolonialisme dan imperialisme. Oleh kaum muda Kesadaran rakyat untuk merdeka diformulasikan dalam sebuah ide dan gagasan dalam berbagai bentuk perjuangan. Keyakinan, semangat yang dibekali keberanian untuk tidak berlama-lama rakyatnya dilecehkan, ditindas, dibodohi secara tak manusiawi dan demi harga diri dan kehormatan. Para pemuda di berbagai daerah se-nusantara membentuk sebuah organisasi gerakan atau perkumpulan pemuda (Jong). Kelompok pemuda yang tergabung dalam kelompok gerakan daerah, Jong Sumatera, Jong Java, Jong Celebes, Jong Kalimantan, Jong Ambon, Jong Madura, Jong Sunda Kecil, Jong-jong lain seantero nusantara, mereka memelopori gerakan perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan. Api perlawanan yang dikobarkan kelompok-kelompok pemuda/I makin memperkokoh semangat nasionalisme merebut cita-cita kemerdekaan. Muncullah manifesto politik 1925. Dari sini, puncak kesadaran nasional mencapai titik kulminasi ketika para pemuda sepakat untuk mendeklarasikan ikatan persaudaraan, senasib sepenanggungan, berbahasa satu, dan berbangsa satu, Sumpah Pemuda 1928. Lahirnya Sumpah Pemuda 1928 sebagai lambang persatuan dan kesatuan nusantara bagi perjuangan demokrasi bagi rakyat, menjadi titik balik pergerakan pemuda yang semula bersifat kedaerahan, kemudian melebur menjadi gerakan berbasis nasional. Alhasil, revolusi Agustus 1945 pecah, dan bangsa ini secara de jure diakui masyarakat dunia sebagai bangsa merdeka setelah lebih dari ratusan tahun ditindas dan dijajah. Keyakinan dan kepercayaan kaum muda saat itu, hanya dengan kemerdekaan jua lah cita-cita terwujudnya masyarakat adil dan makmur sepenuhnya bisa tercapai. Pertanyaannya kemudian, apakah cita-cita besar membangkitkan kesadaran dan kemajuan daerah maupun nasional serta mewujudkan aspirasi rakyat jelata yang sama (atau bahkan lebih) seperti sebelum kemerdekaan yang ingin dilakukan Caleg-caleg muda ketika terpilih pada pemilu 2009 nanti? Apakah cita-cita dan aspirasi rakyat dapat diwujudkan oleh kaum muda wakil rakyat setelah negara dan bangsa ini bebas dari tangan kaum kolonial Belanda? Atau jangan-jangan hanya akan sama seperti kaum-kaum tua wakil rakyat di DPR-RI Pusat yang dulunya aktifis-aktifis pejuang demokrasi, dan sekarang hanya duduk manis di kursi empuk sambil menunggu proyek-proyek regulasi atau legislasi pesanan sponsor. Masyarakat tentu sangat berharap catatan memori masa lampau sesuai cita-cita UUD 1945 bisa kembali diwujudkan pemuda wakil rakyat terpilih dalam “Pesta Demokrasi” nanti. Bagaimanapun wacana tentang mewujudkan masyarakat adil dan makmur akan terus mempunyai arti penting untuk kembali dihidupkan caleg-caleg muda/i terpilih di tengah menjamurnya wakil rakyat di dewan yang kolutif, korup, hedonis, apatis, oportunis, pragmatis dan ahistoris terhadap realitas sosial yang ada.
INDONESIA Vs AUSTRALIA 0-0

TIM Merah Putih Nanti Malam Siap Tanding

27 Januari 2009
PSIS Vs PERSITA 0 - 0
Laga PSIS Semarang Vs PERSITA Tangerang berkesudahan 0 - 0, dalam pertandingan tersebut banyak sekali hujan kartu kuning walaupun sebelum bertandingan sudah hujan air yang sangat lebat, mengakibatkan banyak sekali genangan air dimana mana muncul di beberapa sudut lapangan rumput.
24 Januari 2009
Tidak Kemana - mana . . . Tapi Ada Dimana - mana
Kita Dukung PSIS Semarang . . . Semarang dan Selamanya PANSER BIRU
inilah yang bisa kami lakukan untuk sepak bola Semarang dan Indonesia
Menuju Sporter yang Menjunjung tinggi Sportifitas, Profesional Tanpa Anarkis
DOA Bersama Untuk PSIS

Bagi Pengurus PAnser Biru Pusat dan Seluruh Korwil Suporter Bola PANSER BIRU PSIS semarang, di mohon untuk melakukan doa bersama untuk kemenangan PSIS di tempat masing - masing karena besok Minggu 25 Januari PSIS Semarang akan bertanding dalam ISL putaran KE-2 di Stadion Jatidiri, mari kita junjung sportifitas di lapangan tanpa anarkisme, salam buat semua ketua korwil di masing - masing daerah jaga kondisi semarang yang aman menuju indonesia di kancah super elit sepak bola dunia.
Tinggalkan rusuh tinggalkan ribut . . . satukan tekadmu tuk semarang . . . dibawah bendera Panser Biru majulah semarang pantang mundur jangan kembali pulang sebelum semarang menang walau harus mati ditengah lapang Panser Biru kurela berkorban . . . .
Panser Biru tidak Kemanana - mana Tapi Ada Dimana - mana
Untukmu semarang - untukmu Indonesia
Salam Panser
WK. SEKUM PANSER BIRU PSIS
ABDUl ROUF
23 Januari 2009
Apakah Usia Muda Bisa Menjadi Presiden
21 Januari 2009
Pemuda Memimpin
Indonesia semenjak masuk Orde Reformasi seakan membunyikan lonceng pertarungan yang erat antara kaum muda dan tua dalam mengisi kepemimpinan yang sekarang tidak hanya menjadi monopoli pihak tertentu. Dengan keberanian dan tekad bulat kaum muda yang siap melawan walaupun kadang tercibir dengan ucapan kurang pengalaman dan minimnya pendanaan. Namun euforia reformasi tetaplah milik pemuda karena semakin tahun mereka kaum tua akan semakin tua dan pada gilirannya kaum mudalah yang akan membuktikan keberhasilan kepemimpinannya.
Belajar dari sejarah Orde Baru dimana kepemimpinan puncak bagaikan kepemilikan monopoli membuat kiprah perjuangan pemuda untuk menunjukkan eksistensinya tertutup sudah. Tak heran setelah keran demokrasi kepemimpinan terbuka lebar dengan ditandai runtuhnya rezim Soeharto, berbondong-bondong generasi muda Era Soeharto mencalonkan diri menjadi Presiden RI untuk membuktikan sepak terjang kepemimpinannya. Bagaimana dengan kaum muda era Reformasi yang harus belajar cepat menyesuaikan diri mengisi era kepemimpinan saat ini yang penuh kompetisi? Akankah hanya menjadi penonton dan tidak menjadi apa-apa padahal situasi masa sangat terbuka untuk banyak belajar dan memacu diri? Atau malah terlena dengan candu modernitas yang membuat pemuda layu akan peran dan tajinya dalam melakukan suatu perubahan?
Menanti Pemuda Sebagai Pemimpin Negarawan
Pergerakan pemuda tahun 1928 dan 1945 mengantarkan pemuda mengambil peran strategis dalam kepemimpinan Bangsa dan Negara Indonesia. Angkatan 1928 memimpin perjuangan diplomasi dan gerilya untuk memerdekakan Bangsa Indonesia. Kemudian angkatan 1945 segera memegang tampuk kepemimpinan nasional setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan pada pergerakan 1966 dan 1998, pemuda hanya mengantarkan perubahan Bangsa dan Negara Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Pemuda menggerakkan gelombang protes kepada rezim pemerintah hingga menjatuhkan kedua rezim tersebut pada masanya. Tanpa kemudian mengambil peran strategis dalam kepemimpinan nasional. Pada tahun 1966 kepemimpinan nasional dikendalikan oleh Jenderal Soeharto melalui militer. Sedangkan pada tahun 1998, kepemimpinan nasional diambil alih oleh elit politik baik di legislatif maupun eksekutif.
Reformasi hampir mencapai satu dekade, namun pemuda belum pula meyemarakkan kepemimpinan nasional. Elit parpol yang mengendalikan pemerintahan paska reformasi melalui dua kali pemilu belum pula menampakkan semangat kaderisasi kepemimpinan nasional kepada kalangan muda. Segera setelah reformasi berhasil, yang ditandai dengan mundurnya rezim Soeharto, pemuda kembali kepada komunitas mereka masing-masing. Mahasiswa kembali ke kampus, ormas dan OKP pemuda kembali ke internal organisasi. Hanya segelintir diantara pemuda penggerak reformasi yang turut berpartisipasi dalam pemerintahan baik di legislatif maupun eksekutif, itupun melalui jalur parpol. Satu hal yang sangat dikhawatirkan penulis adalah adanya gejala pemanfaatan elit politik untuk berkuasa menggantikan rezim sebelumnya di atas kerja keras pemuda pada awal reformasi sepuluh tahun yang lalu. Namun hal lain yang perlu juga untuk dicermati adalah memang masih kurangnya pemuda sebagai iron stock yang mampu mengemban tugas kenegaraan. Seringkali pemuda hanya cukup dibekali dengan idealisme dan ilmu yang mungkin tak seberapa, sementara sangat kurang dalam pengalaman dan jaringan.
Sudah empat kali kepemimpinan Presiden, sudah dua periode parlemen disesaki oleh sebagian elit politik lama dan sebagiannya lagi elit politik baru, namun belum juga dapat menyelesaikan krisis kepemimpinan negarawan di Indonesia. Pemimpin yang dibutuhkan oleh Bangsa dan Negara Indonesia adalah pemimpin negarawan, bukan sekedar pemimpin politik yang berorientasi kekuasaan. Pemimpin negarawan diharapkan mampu membebaskan rakyat Indonesia dari krisis multidimensi. Kenyataannya paska reformasi, belum ada bukti mengenai hadirnya pemimpin negarawan di negeri ini. Sulitnya mengharapkan hadirnya pemimpin negarawan dari golongan tua yang sudah terlanjur terlibat dalam patologi kebangsaan dan kenegaraan, namun tidak pula kebutuhan ini dapat terjawab oleh golongan muda yang sebagian besar belum siap.
Meneropong lagi peran pemuda pada tahun 1928 dan 1945, dimana pemuda dapat membuktikan kepemimpinan negarawan, kedepan bangsa inipun masih membutuhkan peran pemuda sebagai pemimpin negarawan. Dengan idealisme, semangat, dan ilmu menjadi karakter pemuda, maka tidak mustahil misi kepemimpinan negawaran justru diemban oleh pemuda, walaupun ketiga hal tersebut masih harus dilengkapi oleh aspek lainnya seperti pengalaman dan jaringan. Oleh karenanya dibutuhkan dukungan dari kalangan tua berupa kaderisasi kepemimpinan nasional.
Menanti pemuda sebagai pemimpin negarawan di Indonesia tentu saja membutuhkan persiapan matang yang melibatkan beberapa aspek. Pertama, pendidikan kepemimpinan formal maupun informal. Pendidikan kepemimpinan yang saat ini mulai berkembang di berbagai institusi pendidikan formal maupun informal diharapkan dapat membekali pemuda dengan konsep, teori, dan pengetahuan kepemimpinan. Kedua, pendidikan politik, kaderisasi, dan jejaring. Parpol memiliki kapasitas dalam ketiga hal tersebut, oleh karenanya seharusnya parpol berperan aktif dalam upaya melahirkan pemimpin negarawan dari kalangan muda. Ketiga, menggiatkan kembali pergerakan pemuda melalui kampus, ormas, maupun OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda). Seharusnya pergerakan pemuda bukan hanya marak pada masa-masa darurat kenegaraan, dinamika pergerakan pemuda harus konsisten dan kontinyu, sehingga gerakan pemuda tidak sekedar menjadi gerakan yang bersifat reaktif namun proaktif. Dinamika pergerakan pemuda ini bukan hanya membutuhkan prakarsa pemuda, namun dibutuhkan juga dukungan dari berbagai pihak terkait.
Pada tahun kesepuluh reformasi, saatnya kepemimpinan negarawan diisi oleh pemuda, elemen yang sudah mengantarkan rakyat Indonesia dalam berbagai perubahan kabangsaan dan kenegaraan. Dalam prakteknya ke depan, khususnya pada periode pemerintahan yang akan dimulai pada tahun 2009, diharapkan pemuda dapat lebih berperan aktif dalam misi kenegaraan. Tentu saja peran ini bukan untuk sekedar kekuasaan, melainkan misi kepemimpinan negarawan menuju negara madani Indonesia. (FR)
20 Januari 2009
Indonesia Tahan Oman 0-0

19 Januari 2009
Yang Muda dan Yang Tua Seharusnya Berbaur
18 Januari 2009
Mubes ke - 5 Panser Biru Semarang
16 Januari 2009
PSIS Menang 1-0
15 Januari 2009
Untuk Pengurus Pusat dan Korwil Panser Biru

WK. Sekretaris Umum
Panser Biru PSIS Semarang
Indonesia dan Penjajahan
14 Januari 2009
Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa
Perlunya Pemuda Tampil
Peran Generasi Muda
Sebenarnya saat ini banyak anak muda yang pintar dan mempunyai keahlian yang tinggi. Generasi muda tetap bisa eksis walaupun banyak persoalan – persoalan yang melanda negeri ini.
Pancasila
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia